Selasa, 22 Agustus 2017

JUST POEMS

Agustus 22, 2017 0 Comments
KEPERGIAN




Kurasakan rindu yang menjelma dalam kegelisahan, ketika rinduku tak tertahankan, keberadaanmu tak menjadi hakku untuk kuketahui
Ada kata yang tak sempat terucapkan, semakin tertahan didalam hati
Akupun tak dapat meyingkap perasaan ini
Menyisihkan saja tak mampu apalagi menjauhkannnya
Bayangmu seakan menyelimuti, selalu menghantui disetiap sepi, namamu yang hingga saat ini terus kurapalkan dalam doa  seakan tak mau berhenti
Bukan lagi getar ponsel ku seperti saat dulu yang ku nanti, pesan singkatmu yang tidak berkarakter panjang namun selalu membuat ku tersenyum, membuatku tersenyum simpul kelihatanya namun tertawa riuh dalam hati.
Kini tiada lagi yang ku tunggu..
Kamu telah memutuskan untuk akhirnya pergi, menjauhkan diri, memaksaku untuk tidak mengetahui semua tentangmu lagi, seakan menutup mata dan telinga akan semua tentangku.
Menepis semua ucapanmu kala itu, mengubur semua kenangan, bahkan mungkin beranggap waktu itu tidak pernah terjadi dan berharap tidak akan terjadi *lagi*
Hingga saat ini masih saja ku tak mengerti, tak ku ketahui alasan apa yang akan kau beri pada kenyataan ini…
Kau membuatku merasa menjadi wanita terberuntung berada didekatmu hari itu, kau memberikan sebagian waktu dari sibukmu khusus untukku..
Dan kau tau?
Hari itu tuhan mengizinkan jantungku berdetak hebat sangat kencang, mataku terbelalak dan kaki yang bergetar ketika ku .... Berkesempatakan menjatuhkan hatatiku padamu
Agustus 22, 2017 0 Comments

MISTAKE







Matahari terbit di ufuk timur dan kini telah tenggelam diufuk barat, ya begitulah jika diibartkan. Mungkin kesalahanku terhadapmu telah mematri dihati sehingga kamu kini menjadi dingin, melebihi dinginnya balok es dikutup utara. Apalah daya nasi telah menjadi bubur, mengembalikan keadaan seperti semula tentu tak akan mudah tetapi aku tidak akn menyerah begitu saja. I will try meanwhile Seem like to be clear. Yes, Clear. SELESAI. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu, hanya saja aku manusia bodoh yang tak berani mengambil sebuah resiko ketika menjalin hubungan dengan seseorang. Saat ini aku hanya bisa membenci dan menyalahkan diri sendiri. Betapa bodohnya aku, sudah diberi yang tebaik malah mengejar bajingan. 

Kini meskipun seribu kali aku memintamu untuk kembali kamu pun tak akan mau, benar saja hanya lelaki bodoh yang menerima wanita pecundang. Kamu layak mendapatkan yang lebih baik dari pada diriku, tentu saja kamu banyak sekali fansnya dan itulah salah satu alasanku mengapa aku tidak bisa berlama-lama menjalin hubungan denganmu, banyak wanita yang lebih sempurna untuk kau takhlukan, ku juga menyadari siapa diriku dan siapa kamu. 

Dulu kamu pasti sangat mengagumi ku bukan?, bukannya aku terlalu percaya diri tetapi aku baru mengerti setelah kamu menyadarkannya. Kemana saja kau ini. Lagi, ketika aku memintamu kembali sahabatku pun berkata lebih baik kamu mundur saja sebelum kamu tersakiti, tetapi aku tidak semenyerah itu aku hanya ingin memberitahu dia bahwa inilah yang kau rasakan lebih tepatnya hanya sebuah pernyataan yang ingin kau sampaikan. Tetapi belum juga aku sampaikan, kamu sudah menolak. Mungkin luka yang kutorehkan di hatimu begitu besar dan dalam sehingga sebegitunya kamu meresponnya. 

Dan Finally, aku akan tetap mengungkapkan persaan ini kepadamu meskipun aku tau kau tak akan menerima dan sudah pasti penolakan yang kau dapat. Tetimaksih telah mengajarkan betapa berharganya kamu untukku, terimakasih telah mengajarku ku untuk tidak bergantung dengan siapapun kecuali kepada Tuhanku. Aku sekarang sangat yakin tidak ada ynag abadi selain Tuhannku, bahkan dulu kamu berkata cintamu murni dan sejati namun kini nyatanya? berbalik bukan?

Pesan Untuk siapapun yang sedang menjalin hubungan dengan seseorang yang dicintai, jagalah seseorang tersebut ya, kamu akan mengerti betapa berharganya seseorang tersebut ketika ia telah pergi. iya pergi dari hidupmu, jadi jangan tunggu kamu menyesal seperti aku. Ketika kamu telah menemukan dan dipertemukan dengan yang terbaik jagalah hal tersebut. 
Dan aku berharap aku tak akn lagi mengulangi kesalahanku kembali......
Tunggu ya Jawaban apa yang akan aku dengar see u soon

Minggu, 18 Juni 2017

Juni 18, 2017 0 Comments

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

(Kesulitan Siswa Belajar Matematika dan Kesulitan Guru Saat Mengajar Matematika Kelas X SMA Muhammadiyah 2 Metro)



images.jpg


Dosen Pengampu :
Ira Vahlia, M.Pd
Yeni Rahmawati, M.Pd


Disusun Oleh :

1.      Dian Nurhayati                           (16310006)
2.      Muhammad Irhas                       (16310029)
3.      Nawal Sartika Sari                     (16310050)
4.      Revi Diah Ayu Indriyati              (16310019)



PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSTAS MUHAMMADIYAH METRO
2016/2017



KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan penuh kemudahan. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Laporan Hasil Pengamatan di SMA Muhammadiyah 2 Metro” yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Perkembangan Peserta Didik di Universitas Muhammadiyah Metro.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Metro, 25 Mei 2017


Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................        i
KATA PENGANTAR..........................................................................................        ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................        iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................        1
A.    Latar Belakang ............................................................................................        1
B.     Rumusan Masalah .......................................................................................        1
C.     Tujuan Penulisan .........................................................................................        2
D.    Metode Penelitian .......................................................................................        2
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................        3
A.    Pengertian Perkembangan Peserta Didik ....................................................        3
B.     Masa- Masa Perkembangan ........................................................................        3
C.     Teori Perkembangan ...................................................................................        5
BAB III  HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................        7
A.    Waktu Pelaksanaan......................................................................................        7
B.     Hasil dan Pembahasan.................................................................................        7
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................        11
A.    Kesimpulan .................................................................................................        11
B.     Saran ...........................................................................................................        11
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran-Lampiran
















BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Secara garis besar, proses terjadinya pendidikan bersumber kepada dua hal yaitu Guru sebagai pendidik dan pengajar serta Anak didik yang menerima pendidikan itu sendiri. Dalam masa-masa usia sekolah dasar guru ditugaskan untuk membentuk dan mengembangkan kepribadian anak didiknya, seperti keadaan keluarga, taraf sosial ekonomi, budaya dan lingkungan sekitar serta watak dan sifat anak didiknya serta guru juga harus memahami keberadaan setiap individu anak sebagai wujud yang utuh, menangani setiap permasalahan yang muncul dari diri anak dalam peristiwa belajar
Pada masa remaja anak cenderung labiil atau belum menemukan jati dirinya dalam ini guru harus memahami semua karakteristik anak didiknya yang masih senang untuk bermain. Dunia bermain sangat berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Karena bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berfikir dan berimajinatif serta penuh daya akal yang erat hubungannya dengan perkembangan kreatifitas anak.
Pada pembahasan kali ini penulis akan membahas kesulitan siswa kelas X SMA dalam pembelajaran Matematika. Serta membahasas peranan Guru dalam mengatasi permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran Matematika. Oleh karena itu, Guru  dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada dilingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu guru juga dituntut agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa saja kusulitan siswa kelas X SMA di SMA Muhammadiyah 2 dalam proses pembelajaran Matetamatika?
2.      Bagaiman cara guru mengatasi kesulitan yang timbul pada siswa dalam proses pembelajaran Matematika?

C.      Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahiu kesulitan siswa kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Metro dalam proses pembelajaran Matematika.
2.      Untuk mengetahui cara guru dalam mengatasi kesulitan yang timbul pada siswa dalam proses pembelajaran Matematika.

D.      Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah menggunakan Angket dan wawancara. Dalam penelitian ini observasi ditujukan kepada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Metro yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran Matematika. Serta peranan guru dalam mengatasi kesulitan belajar Matematika pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Metro.




BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Pengertian Umum
Perkemabangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia prenatal hingga meninggal. Sebagai individu yang tenagh mengalami perkembangan, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kea rah titik optimal kemampuan fitrahnya. Tujuan mempelajari psikologi belajar, antara lain; untuk membantu para guru dan calon guru, agar menjadi lebih bijaksana dalam usahanya membimbing murid dalam proses belajar, dan agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu system pendidikan yang efisien dan efektif dengan jalan mempelajari, menganalisis tingkah laku murid dalam proses pendidikan untuk kemudian mengarahkan proses-proses pendidikan yang berlangsung guna meningkatkan kearah yang lebih baik.(Humalik, 2010)

B.       Masa-Masa Perkembangan
Para ahli psikologi membagi-bagi masa perkembangan itu menurut pendapat yang berbeda-beda dengan mempergunakan dasar-dasar pemikiran yang berlainan.
1.            Pembagian Aristoteles
Aristoteles (384-322 sebelum Masehi) adalah seorangdari tiga ahli filsafat dan pendidik kenamaan bangsa Yunani pada zamannya. Menurut Aristoteles ada tiga masa perkembangan, yaitu :
a.      Periode anak kecil (kleuter), usia sampai 7 tahun
b.      Periode anak sekolah, usia 7 sampai 14 tahun       
c.      Periode pubertas (remaja), usia 14 sampai 21 tahun

Peralihan antara masa pertama dengan masa kedua ditandai dengan pergantian gigi. Peralihan antara masa kedua dengan masa ketiga dengan tumbuhnya bulu-bulu menjelang masa remaja. Pembagian masa perkembangan menurut pola Aristoteles itu masih dijadikan bahan pemikiran sampai sekarang dengan alasan-alasan yang berlainan.(Zulkifli, 2012)


2.            Pembagian Ch. Buhler
Charlote Buhler ,seorang ahli psikologi, dalam bukunya Practische Kinder Psychologie mengemukakan masa perkembangan anak dan pemuda sebagi berikut :
a.            Masa pertama, usia sampai 1 tahun
Pada asa ini anak berlatih mengenal dunia lingkungan dengan berbagai macam gerakan. Pada waktu lahirnya ia mengalami dunia tersendiri yang tak ada hubungnnya dengan lingkungannya. Perangsang-perangsang luar hanya sebagian kecil yang dapat disambutnya, sebagian besar lainnya masih ditolaknya. Pada masa ini terdapa dua peristiwa yang penting, yaitu belajar berjalan dan berbicara.

b.            Masa kedua, usia 2 sampai 4 tahun
Keadaan dunia luar makin dikuasai dan dikenalnya melalui bermain, kemajuan bahasa, dan pertumbuhan kemauannya. Dunia luar dilihat dan dinilainya menurut keadaan dan sifat batinnya. Semua binatang dan benda mati disamakan dengan dirinya. Bila ia berusia 3 tahun ia akan mengalami krisi pertama (Trotzalter I)

c.             Masa ketiga, usia 5 sampai 8 tahun
Keinginan bermain berkembang menjadi semangat bekerja. Rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan semakin tinggi. Demikian pula rasa sosialnya semakin tinggi. Pandangan terhadap dunia sekelilingnya ditinjau dan diterima secara objektif.

d.            Masa keempat, usia 9 sampai 13 tahun
Keinginan maju dan memahami kenyataan mencapai puncaknya. Pertumbuhan jasmani sangat subur pada usia 10 sampai 12 tahun. Kejiwaanya tampak tenang, seakan-akan ia bersiap-siap untuk menghadapi perubahan yang akan dating. Ketika anak perempuan berusia 12 sampai 13 tahun, anak laki-laki berusia 13 sampai 14 tahun, mereka mengalami masa krisis dalam proses perkembangannya. Pada masa ini mulai timbul kritik terhadap diri sendiri, kesadaran akan kemauan, penuh pertimbangan, mengutamakan tenaga sendiri, disertai berbagai pertentangan yang timbul dengan dunia lingkungan, dan sebagainya.
e.             Masa kelima, usia 14 sampai 19 tahun
Pada awal masa pubertas anak keliahtan lebih subjektif. Kemampuan dan kesadaran dirinya terus meningkat. Hal ini mempengaruhi sifat-sifat dan tingkah-lakunya. Anak dimasa pubernya selalu merasa gelisah karena mereka sedang mengalami strum und drang(ingin memberontak, gemar mengeritik, suka menentang dan sebagainya). Pada akhir masa pubertas, yaitu sekitar usia 17 tahun, anak mulai mencapai perpaduan (sintesis), keseimbangan antara dirinya sendiri dengan pengaruh dunia lingkungan. Mereka membentuk pribadi, menerima norma-norma budaya dan kehidupan. Bila kelihatan gejala-gejala seperti itu, menurut kohnstam, merupakan pertanda bahwa remaja itu mulai memasuki masa matang.(Nurjan, 2009)

C.  Teori Perkembangan
Dewasa ini ada tiga teori atau pendekatan mengenai Perkembangan, yaitu pendekatan-pendekatan kognitif belajar atau lingkungan, dan etologis.(yusuf, 2012)
1.     Pendekatan Pengembangan Kognitif
Pendekatan ini didasarkan kepada keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental dan yang membimbung tingkah laku anak. Kunci untuk memahami tingkah laku anak terletak pada pemahaman bagaimana pengetahuan tersebut terstruktur dalam berbagai aspeknya.
a.      Pendekatan Belajar Atau Lingkungan
Teori-teori belajar atau lingkungan berakar dari asumsi bahwa tingkah laku anak diperoleh melalui pengkondisian dan prinsip-prinsip belajar. Di sini dibedakan antara tingkah laku yang dipelajari dengan yang temporer (tidak dapat diamati).
Teori lain dari pendekatan ini adalahmodel belajar sosial. Model ini sangat dipengaruhi oelh pemikian Albert Bandura yang lebih mengajukan peranan faktor kognitif dari pada analisis tingkah laku. Asumsi terpentingnya adalah bahwa belajar observasional terjadi ketika tingkah laku anak berubahh sebagai hasil dari pandangannya terhadap tingkah laku seorang model seperti orang tua, guru, teman, pahlawan dan bintang film. Hal yang paling penting dari model adalah mencontoh tingkah laku yang diobservasi atau mengabstraksinya dalam bentuk yang umum.

b.      Pendekatan Etologi
Pendekatan ini merupakan studi perkembangan dari perspektif evolusioner yang didasarkan pada prinsip-prinsip evolusi yang diajukan pertamanya oleh Charles Darwin. Konsep ini merujuk kepada asal-usul biologis atau evolusioner tentang tingkah laku sosial. Para etologis sangat memperhatikan studi tentang penyebab evolusioner terhadap tingkah laku, walaupun mereka memiliki perhatian terhadap peranan “conditioning” dan prinsip-prinsip belajar terhadap tingkah laku namun upaya mereka sangat kondentrasikan kepada pemahaman tentang bagaimana proses bawaan mempengaruhi perkembangan. Proses bawaan ini termasuk mekanisme genetika yang mentransmisi atau mewariskan karakterisitik fisik dan tingkah laku dari satu generasi ke generasi, serta mekanisme biologis yang mengontrol lahirnya pola-pola tingkah laku naluriah.
Lorenz dan Timberger dua orang pendiri gerakan etologi, mengindentifikasi empat karakterisitik tingkah laku bawaan, yaitu (a) universal (b) stereotip (3) bukan hasil belajar (4) sangat minim sekali pengauh lingkungan. Para etologis menggambarkan bagaimana urutan-urutan yang kompleks dari respon bawaan dipicu oleh stimulasi dalam lingkungan dan bagaimana mekanisme bawaan seperti“imprinting” (proses dimana berbagai jenis spesies yang baru lahir membentuk ikatan emosinonal dengan induknya) mempengaruhi proses belajar.














BAB III
  HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A.           Pelakasanan Kegiatan Observasi
Hari                                : Senin
Tanggal                          : 22 Mei 2017
Tempat                           : SMA Muhammadiyah 2 Metro

B.            Hasil Observasi                     
Wawancara tentang kesulitan mengajar siswa dalam pandangan guru.
Narasumber     :  Siswa dan Guru
Mata pelajaran : Matematika
Pewawancara  : Nawal Sarika Sari, Dian Nurhayati, Revi Diah Ayu.I, M. Irhas

Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan           :
      1.            Bagaimana kesulitan mengajar siswa dari segi penglihatan guru ?
Jawaban :   Saya sering kesulitan dalam mengkondisikan siswa agar lebih konsentrasi terhadap pelajaran saya, ada bebarapa siswa yang belum bisa membaca dan terdapat 3 siswa hiperaktif yang sulit untuk diatur 
      2.            Apa perbedaan yang mencolok antara siswa yang pendiam dan hiperaktif ?
Jawaban :   Anak yan ghiperaktif menurut saya kurang mampu menguasai pelajaran justru anak yang pendiam lebih memahami pelajaran serta mendapat nilai bagus
      3.            Apakah sekolah memfasilitasi untuk mengatasi masalah siswa misal yang hiperaktif,terlalu pendiam atau siswa yang tidak bisa membaca?
Jawaban :   Saya rasa tidak ada hal seperti itu karena jika dalam kelas melakukan hal demikian guru tidak bisa fokus terhadap semua siswa jadi takut tertinggal untuk siswa lain tetapi saya membantu sebisa saya meski tidak maksimal.
      4.            Permasalahan yang dihadapi siswa apakah mengganggu dalam proses belajar mengajar?
Jawaban :   Sangat mengganggu karena siswa yang hiperaktif tersebut mempengaruhi teman-temannya
      5.            Bagaimana hubungan pihak sekolah dengan wali murid apakah diberitahu tentang kesulitan siswa dalam belajar apa saja ?
Jawaban :   Saya kira hubungan pihak sekolah sangat minim karena hanya bertemu saat pembagian rapot saja itupun ada wali murid yang tidak hadir tetapi untuk hasil belajar dan kesulitan siswa tetap diberitahukan kepada masing-masing wali murid
      6.            Apa strategi yang Ibu lakukan untuk mengajar ?
Jawaban :   Karena anak-anak senang terhadap permainan misal dalam bab bangun ruang saya sering mengajak anak-anak melakukan permainan tertentu yang berhubungan dnegan bab itu.
      7.            Bagaimana menurut Anda apakah sistem yang digunakan sekolah sudah sesuai untuk anak-anak misal untuk penempatan jadwal pelajaran ?
Jawaban :   Saya kira sudah sesuai selain menempatkan jadwal sesuai dengan kondisi guru tapi juga tepat untuk anak-anak.
      8.            Bagaimana cara Ibu menghadapi peserta didik yang sedang mengalami perkembangan dimasa remaja yang sedang labil-labilnya?
Jawaban : Jadi dalam menghadapi peserta didik yang sedang mengalami peekembangan pada masa remaja sulit untuk diatur dan diarahkan, sehingga dalam penyampaian materi lebih banyak melakukan pendekatan dengan membentuk kelompok belajar agar mereka lebih mudah memahami.

      9.            Apakah peserta didik bertanya jika mengalami kesulitan dalam belajar?
Jawaban : Iya, pesrta  didik cenderung aktif dalam melakukan Tanya jawab.

  10.            Bagaimana cara Ibu mengatasi peserta didik yang lamban dalam memahami materi yang disampaikan?
Jawaban : Caranya yaitu dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya apa yang menurut mereka kurang dipahami.


Dengan pemberian angket, maka dapat memudahkan peneliti dalam merumuskan berbagai persoalan yang ada dalam prosses pembelajaran khususnya pembelajaran matematika kelas X SMA Muhammadiyah 2 Metro.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN MINAT SISWA BELAJAR DI SMA MUHAMMADIYAH 2 METRO

Nama Siswa    :
Kelas/Jurusan  :
Jenis Kelamin  :
Petunjuk
1.      Perhatikan dan cermati setiap pertanyaan sebelum memilih jawaban.
2.      Pilih satu jawaban pada masing-masing pertanyaan dengan pasti jangan ragu atau takut.
3.      Gunakan kejujuran anda dan jangan terpengaruh oleh jawaban teman.
Pertanyaan
1.      Apakah anda aktif mengikuti pembelajaran matematika sesuai jadwal?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
2.      Apakah anda merasa senang saat guru hadir dan mengajar matematika?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
3.      Apakah anda memperhatikan guru ketika sedang menjelaskan?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
4.      Apakah anda menyukai cara penyampaian guru dalam menjelaskan pelajaran matematika?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
5.      Apakah anda mengalami kesulitan dalam belajar matematika?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
6.      Apakah anda bertanya kepada guru saat mengalami kesulitan ketika belajar matemataika?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
7.      Apakah ada mengulang kembali pelajaran yang telah disampikan guru ketika dirumah?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
8.      Apakah anda ingin agar jam pelajaran matematika ditambah?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
9.      Apakah anda sering berdiskusi dengan teman anda ketika mengalami kesulitan belajar matematika?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak
10.  Apakah anda memiliki target belajar matematika diluar sekolah?
a.       Ya                                     b.    Kadang-kadang               c.   Tidak

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada siswa yang berkesulitan belajar matematika dan guru, sebagian siswa menganggap beberapa materi matematika sulit. Status sekolah tersebut juga sangat menentukan anak tersebut dalam memahami pelajaran matematika disekolah, karena sekolah yang kami observasi adalah sekolah swasta kebanyakan anaknya cenderung banyak yang sulit memahami pelajaran matematika disekolah itu dosebabkan karena kecerdasan siswa disekolah tersebut, sebenarnya mereka mampu namun karena mereka tidak pernah megulang pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dirumah maka mereka pun mengalami kesulitan memahami materi, selain itu metode yang digunakan oleh guru mungkin dianggap tidak menarik oleh siswa terkadang guru masih menggunakan metode ceramah, mungkin jika menggunakan metode diskusi dengan membuat kelompok belajar kecil mereka akan memahami materi yang mereka anggap sulit karena bisa bertanya dengan temannya.
Sekitar 80% siswa berdasarkan observasi  di sekolah tersebut menganggap pelajaran matematika itu sulit sehingga mereka tidak mau untuk lebih mendalami pelajaran tersebut karena para siswa tersebut sudah menganggap sulit pelajaran matematika tersebut. Namun ada beberapa siswa yang memang mampu mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami dengan metode mereka sendiri seperti bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan, dan melakukan diskusi dengan teman sebaya atau bahkan mereka manambah jam pelajaran diluar sekolah.







BAB IV
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika kelas X di SMA Muhammadiyah 2 Metro berjalan dengan optimal dan kondusif.  Dari observasi yang telah kami lakukan dengan metode wawancara kepada guru dan pemberian angket kepada siswa di kelas X menjelaskan bahwa kesulitan yang dialami para siswa disekolah tersebut dalam memahami pelajaran matematika disebabkan karena berbagai faktor yang utama yaitu kurang mampunya mereka berikir untuk memecahkan masalah yang ada didalam materi tersebut, mereka cenderung sudah menganggap sulit pelajaan matematika tersebut dan bahkan mereka tidak mau mengulang kembali pelajaran untuk mengatasi kesulitan belajar mereka karena mereka bersekolah di swasta mungkin itu yang melatarbelakangi mereka minta belajar matematikanya sangat sedikit. Tapi mereka masih mau berusaha untuk mengerjakan soal-soal matematika yang diberikan oleh gurunya tersebut.

B.            Saran
Bagi siswa sebaiknya mereka meningkatkan motivasi dan minat belajar mereka terhadap matematika, karena matematika itu sanagat penting untuk kehidupan sehari-hari. Mereka harus mampu mengatasi kesulitan belajar matematika yang ada didalam diri mereka karena siapa lagi yang akan merubah diri mereka selain mereka sendiri. Bagi guru mungkin sebaiknya bisa menerapkan metode lebih menarik lagi supaya minta siswa dalam belajar matematika dapat meningkat serta mereka dapat terus terpacu untuk mengatasi kesuitan belajar matematika tersebut.






DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Syamsu H. LN. 2012. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Hamalik, Oemar. 2010. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo
Zulkifli. 2012. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Nurjan, Syarifan, Mukhlisan, dkk. 2009. Psikologi Belajar. Surabaya : Amanah Pustaka