Nawal
Juni 25, 2018
4 Comments
Senin, 25 Juni 2018
Kamis, 21 Juni 2018
Nawal
Juni 21, 2018
0 Comments
Ketahuilah bahwa bukan perkara seberapa sulit aku melupakanmu,
tapi ada kenangan indah yang terlampau sakit untuk kulupakan.
Pada setiap jejak langkah yang kau tinggalkan,
ada secarik kisah yang pernah kita ciptakan.
Kau,
Dan Aku,
Pernah menjadi kita
Bersama
atas nama
CINTA.
-lelakisenja
tapi ada kenangan indah yang terlampau sakit untuk kulupakan.
Pada setiap jejak langkah yang kau tinggalkan,
ada secarik kisah yang pernah kita ciptakan.
Kau,
Dan Aku,
Pernah menjadi kita
Bersama
atas nama
CINTA.
-lelakisenja
Senin, 05 Februari 2018
Salam Perpisahan
Nawal
Februari 05, 2018
0 Comments
Tepat ketika aku menatap matamu untuk pertama kalinya
Aku menemukan apa itu ‘berhenti mencari’
Sejak saat itu fokusku adalah kamu
Namun semuanya berubah
Setelah kita sama-sama sibuk dan kamu mengenal jiwa yang mengalihkan mu
Akan sama saja jika aku sebut ‘dia'
Terimakasih telah mematahkan sejuta janji yang kau ucapkan
Terimakasih sudah memutuskan untuk pergi
Kini dunia ku bukan tentang mu lagi
Berkat kepergianmu...
Aku berkesempatan menemukan jalan baru yang lebih mendekatkan kepada tuhan ku.
Subhanallah, Indah dan nikmat sekali.
Jangan berfikir untuk kembali lagi ya...
Itu bukan kalimat amarah penuh dendam
hanya saja fokus pendosa sepertiku sudah tidak untuk kamu lagi.
Aku sadar betul, butuh waktu yang panjang untuk memperbaiki diri.
Pergilah... Mungkin jalanku bukan jalanmu
sekalipun di perempatan kita dipertemukan
baru aku yakin itu takdir tuhan dan mungkin tuhan yang menjodohkan.
Kini aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan.
Semoga akan ada waktu saat kita akhirnya dipertemukan.
Jangan datang tak dijemput dan pulang tak diantar.
Aku dan kamu mempunyai jalan yang berbeda. Karena kita sudah menjadi masalalu.
Aku menemukan apa itu ‘berhenti mencari’
Sejak saat itu fokusku adalah kamu
Namun semuanya berubah
Setelah kita sama-sama sibuk dan kamu mengenal jiwa yang mengalihkan mu
Akan sama saja jika aku sebut ‘dia'
Terimakasih telah mematahkan sejuta janji yang kau ucapkan
Terimakasih sudah memutuskan untuk pergi
Kini dunia ku bukan tentang mu lagi
Berkat kepergianmu...
Aku berkesempatan menemukan jalan baru yang lebih mendekatkan kepada tuhan ku.
Subhanallah, Indah dan nikmat sekali.
Jangan berfikir untuk kembali lagi ya...
Itu bukan kalimat amarah penuh dendam
hanya saja fokus pendosa sepertiku sudah tidak untuk kamu lagi.
Aku sadar betul, butuh waktu yang panjang untuk memperbaiki diri.
Pergilah... Mungkin jalanku bukan jalanmu
sekalipun di perempatan kita dipertemukan
baru aku yakin itu takdir tuhan dan mungkin tuhan yang menjodohkan.
Kini aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan.
Semoga akan ada waktu saat kita akhirnya dipertemukan.
Jangan datang tak dijemput dan pulang tak diantar.
Aku dan kamu mempunyai jalan yang berbeda. Karena kita sudah menjadi masalalu.
Minggu, 04 Februari 2018
STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) DAN UPAYA PEMECAHANNYA
Nawal
Februari 04, 2018
1 Comments
MAKALAH KELOMPOK
STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (SPPKB) DAN UPAYA PEMECAHANNYA
Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd
2. Ira Vahlia, M.Pd
Disusun Oleh:
1. Andriani Eka Pratiwi (16310001)
2. Aritya Winda Putri (16310031)
3. Mei Luwane Yosri (16310040)
4. Muhammad Rafif Nur ‘Azmi (16310047)
5. Tika Wulan Sari (16310022)
6. Zeni Kharomah Setiyowati (16310027)
7. Ridho Andri Astrada (16310033)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, zat penguasa seluruh alam semesta. Teriring shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Sebagai wujud ikhtiar untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Metro. Penulis menyusun makalah ini berdasarkan pengetahuan yang Penulis dapat dari berbagai sumber-sumber dan literature-literatur yang dijamin kebenarannya. Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu untuk terselesainya makalah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang budiman sangat Penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini pada masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua dalam menjalankan aktivitas belajar mengajar.
Metro, .... Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Pengertian Strategi Pembelajaran 3
B. Pengertian SPPKB 3
C. Latar Belakang Filosofis SPPKB 4
D. Latar Belakang Psikologis SPPKB 4
BAB III HASIL DISKUSI DAN PEMBAHASAN 7
A. Pengertian dan Karakteristik SPPKB 7
B. Kelebihan dan Kekurangan SPPKB 8
C. Dasar Pemilihan SPPKB 9
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan SPPKB 10
E. Metode yang digunakan dalam SPPKB 14
F. Upaya Pemecahan Kasus SPPKB 15
BAB IV PENUTUP 17
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Strategi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos yang berarti panglima atau jenderal, ilmu kejenderalan, ilmu kepanglimaan. Strategi dalam dunia pendidikan dapat diartikan sebagai suatu seni dan ilmu untuk membawakan pengajaran di depan kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien (Gulo, 2002 : 1).
Istilah pembelajaran muncul secara bertahap dan perkembangannya itu disebabkan karena perhatian terhadap anak didik dalam usaha pendidikan dan pengajaran.
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Kemp (1995) menyebutkan strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sedangkan Dick dan Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa (Sanjaya, 2009).
Sering terjadi di beberapa sekolah menggunakan strategi pembelajaran yang kurang efektif. Seorang guru hanya bisa memberikan materi dalam bentuk ceramah tanpa memikirkan mungkin saja ada siswa yang ingin mengatakan sesuatu. Dalam makalah yang akan dibahas ini penulis akan mencoba sedikit menjelaskan tentang strategi pembelajaran SPPKB yaitu model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir. Peserta didik bukan sekedar menguasai materi pelajaran, tetapi bagaimana mengembangkan gagasan dan ide melalui bahasa verbal.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dan karakteristik dari SPPKB?
2. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan dari SPPKB?
3. Bagaimana prinsip-prinsip dasar pertimbangan pemilihan SPPKB?
4. Bagaimana langkah-langkah dalam pelaksanaan SPPKB?
5. Apa sajakah metode yang digunakan dalam SPPKB?
6. Bagaiamana upaya pemecahan kasus pembelajaran menggunakan SPPKB?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik dari SPPKB.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari SPPKB.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar pertimbangan pemilihan SPPKB.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pelaksanaan SPPKB.
5. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam SPPKB.
6. Untuk mengetahui upaya pemecahan kasus pembelajaran menggunakan SPPKB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi Pembelajaran
Kozma (Sanjaya, 2009) Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
J. R David (Sanjaya, 2009) Dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
M. Sobri Sutikno (Sanjaya, 2009:88) Strategi pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
B. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Sanjaya (2009:117-228) Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) merupakan suatu strategi pembelajaran yang bertumpu pada proses peningkatan kemampuan berpikir siswa melalui proses telaah fakta-fakta, dan menghubungkan antara pengalaman yang dialami siwa dan dikaitkan dengan kehidupan nyata.
Peter Reason (Sanjaya, 2009:230) Berpikir (thinking) adalah proses mental seorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending).
C. Latar Belakang Filosofis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Landasan filosofis SPPKB adalah kontruktivisme. Menurut kontruktivisme pengetahuan itu terbentuk bukan dari objek saja, tetapi bagaimana kemampuan individu sebagai subjek menangkap setiap objek yang diamati. Menurut kontruktivisme pengetahuan memang berasal dari luar, tetapi di bangun lagi oleh dan dari dalam diri individu.
Hakikat pengetahuan menurut filsafat kontruktivisme yang dikemukakan oleh sanjaya (2009:227) adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan kontruksi kenyataan melalui subjek.
2. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan.
3. Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar memindahkan pengetahuan dari guru kepada seorang siswa, tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan objek, pengalaman dan lingkungan yang ada di sekitar mereka. Menurut aliran kontruktivisme pengetahuan tidak dapat ditrasnfer begitu saja kepada orang lain, tetapi harus diartikan sendiri oleh setiap individu. Oleh sebab itu, “pembelajaran berfikir menekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan objek, menganalisis dan mengkontruksinya sehingga terbentuk pengetahuan baru dalam individu” (sanjaya 2009:227).
D. Latar Belakang Psikologis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Landasan psikologis SPPKB adalah aliran psikologis kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral (sanjaya, 2009:227). Sebagai peristiwa mental prilaku manusia bukan hanya gerakan fisik saja, tetapi terpenting adalah adanya faktor pendorong yang menggerakkan fisik tersebut. Hal ini disebabkan karena manusia memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya. Kemampuan itulah yang membuat manusia untuk berprilaku. Piaget dalam sanjaya (2009:227) menyatakan “ children have a built-in desire to learn”. Hal inilah yang melatar belakangi SPPKB.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
1. Penegertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada peserta didik. Akan tetapi, peserta didik dibimbing untuk menemukan sendiri melalui proses dialog dengan memanfaatkan pengalaman peserta didik. Menurut Sanjaya, (2009:117-228): “Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) merupakan suatu strategi pembelajaran yang bertumpu pada proses peningkatan kemampuan berpikir siswa melalui proses telaah fakta-fakta, dan menghubungkan antara pengalaman yang dialami siwa dan dikaitkan dengan kehidupan nyata.” Sedangkan Menurut Peter Reason (Sanjaya, 2009:230) : “Berpikir (thinking) adalah proses mental seorang yang lebih dari sekadar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Menurut Reason mengingat dan memahami lebih bersifat pasif daripada kegiatanberpikir (thinking). Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan
Gunawan (2012:186) bahwa “Suatu proses pendidikan akan lebih bermakna bagi peserta didik, karena menekankan kepada peserta didik untuk lebih banyak beraktifitas, mereka akan mendapatkan pengetahuan dengan sendirinya, mereka belajar “mengalami” bukan menghapal fakta dan konsep, yang akan lebih membangkitkan minat dan gairah mereka dalam belajar”. Berdasarkan Pendapat yang dikemukakan diatas, maka SPPKB menghendaki siswa harus aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat apa yang diberikan oleh guru, selain itu siswa juga harus mampu dalam mengkontruksi dan membangun pengetahuan baru. Artinya, bahwa SPPKB menekankan kepada keterlibatan dan keaktifan siswa secara penuh dalam pembelajaran.
Dari beberapa ahli dapat disimpulkan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) adalah strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan.
2. Karakteristik Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Sebagai strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, SPPKB pada dasarnya memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses kekuatan mental siswa secara maksimal. SPPKB bukan model pembelajaran yang membiarkan siswa untuk pasip atau sekedar mendengar dan mencatatapa yang disampaikan oleh guru, tetapi menginginkan agar siswa aktif dalam aktivitas proses berpikir. Setiap kegiatan belajar yang berlangsungd isebabkan dorongan mental yang diatur oleh otak. Karena Pembelajaran disini adalah peristiwa mental bukan peristiwa behavioral yang lebih menekankan aktivitas fisik.
b. SPPKB dilaksanakan dalam situasi dialogis dan proses Tanya jawab secaraterus- menerus. Proses pembelajaran melalui dialog dan Tanya jawab itu diarahkan untuk mengembangkan daya piker siswa akan masalah yang diajukan, sehingga siswa menjadi memiliki pandangan tersendiri atas solusi atau cara pemecahan masalah yang telah diberikan, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
c. SPPKB menyandarkan akan dua masalah pokok, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.
Berdasarkan karakteristik yang di kemukakan diatas, maka Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menghendaki siswa harus aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat apa yang diberikan oleh guru, selain itu siswa juga harus mampu mengkontruksi dan membangun pengetahuan baru.
B. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
1. Kelebihan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
a. Melatih daya pikir siswa dalam penyelesaiaan masalah yang ditemukan dalam kehidupannya.
b. Siswa lebih siap menghadapi setiap persoalan yang disajikan oleh guru.
c. Siswa diprioritaskan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
d. Memberikan kebebasan untuk mengeksplor kemampuan siswa dengan berbagai media yang ada.
2. Kekurangan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
a. SPPKB yang membutuhkan waktu yang relatif banyak, sehingga jika waktu pelajaran singkat maka tidak akan berjalan dengan lancar.
b. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir rendah akan kesulitan untuk mengikuti pelajaran, karena siswa selalu akan diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah yang diajukan.
c. Guru atau siswa yang tidak memiliki kesiapan akan SPPKB, akan membuat proses pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagai mana seharusnya, sehingga tujuan yang ingin dicapai tidak dapat terpenuhi.
d. SPPKB hanya dapat diterapkan dengan baik pada sekolah yang sesuai dengan karakteristik SPPKB itu sendiri.
C. Dasar Pertimbangan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya pertimbangan yang berhubungan dengan :
a. Tujuan yang ingin dicapai
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai. diantaranya apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau psikomotor? bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkatnya tinggi atau rendah? Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis? Jika pelajaran yang hanya mementingkan pembentukan fisik seperti pelajaran olah raga, maka tidak sesuai dengan tujuan dari SPPKB.
b. Bahan atau materi pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan bahan atau materi pembelajaran diantaranya apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?, apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak? apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu?
c. Siswa
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan berkaitan dengan siswa diantaranya apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan siswa?, apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat dan kondisi siswa? Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya bahasa belajar siswa?
D. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukan hanya saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman, namun juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa.
Ada 6 tahap dalam SPPKB, yaitu:
1. Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan:
a. Pertama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa.
b. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran seperti yang dijelaskan pada tahap orientasi sangat menentukan keberhasilan SPPKB. Pemahaman yang baik akan membuat siswa tahu ke mana mereka akan dibawa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka. Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk itu dialog yang dikembangkan oleh guru pada tahap ini harrus mampu menggugah dan menumbuhkan minat siswa.
2. Tahap Pelacakan
Tahap pelacakan adalah tahapan penjajahan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan Tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan selanjutnya.
3. Tahapan Konfrontasi
Tahapan konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topic itu tentu saja persoalan yang sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada tahap kedua. Pada tahap ini guru harus dapat mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus dipecahkan. Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan pembelajaran pada tahap selanjutnya akan ditentukan oleh tahapan ini.
4. Tahapan Inkuiri
Tahapan inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPPKB. Pada tahap inilah siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan. Melalui berbagai Teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya.
5. Tahap Akomodasi
Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan. Tahap akomodasi bias dikatakan sebagai tahap pemantapan hasil belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampumengungkap kembali pembahasan yang dianggap penting dalam proses pembelajaran.
6. Tahap Transfer
Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Tahap transfer dimakssudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini guru dapat memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan
.
Sesuai dengan tahapan-tahapan dalam SPPKB seperti yang telah dijelaskan di atas, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar SPPKB dapat berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru sebagai pengelola pembelajaran.
a. SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis, oleh sebab itu guru harus mampu menciptakan suasana yang terbuka dan saling menghargai, sehingga setiap siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyampaikan pengalaman dan gagasan. Dalam SPPKB guru harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar bukan sebagai objek. Oleh sebab itu, inisiatif pembelajaran harus muncul dari siswa sebagai subjek belajar.
b. SPPKB dibangun dalam suasana Tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuan bertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing, betanya induktif-deduktif, dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup. Hindari peran guru sebagai sumber belajar yang memberikan informasi tentang materi pelajaran.
c. SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana dialogis, karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan, membuktkan dengan memberikan data dan fakta social serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagasan serta menyusun kesimpulan dan mencari hubungan antar aspek yang dipermasalahkan.
E. Metode yang digunakan dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Rancangan penelitian dapat diartiukan sebagai strategi mengetur latar belakang (setting) penelitian, agar penelitian memperoleh data yang tepat sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Maka terkait strategi pembelajaran penigkatan kemapuan berfikir dalam proses belajar harus mengkaji pengaruh antara variabel bebas dan terkait. Dalam strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir (SPPKB) dapat di gunakan beberapa metode di antaranya adalah:
1. Eksperimen
Suatu cara mengajar yang dilakukan seorang guru dimana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil percobaan tersebut di sampaikan di depan kelas yang akan di evaluasi oleh guru. Dengan eksperimen bertujuan agar seorang peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban dari berbagai persoalan yang dihadapi dengan mengadakan percobaan sendiri. Peserta didik juga akan terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking).
2. Penemuan (Discovery)
Penemuan adalah terjemahan dari discovery, menurut Sund discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasi sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik penemuan ini seorang guru meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
3. Diskusi
Salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, di dalam diskusi terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memacahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar.
F. Pemecahan Masalah dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
Pemecahan masalah bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya neokorteks
Neokorteks adalah bagian dari otak manusia yang dikenal dengan otak berpikir. Neokorteks terbagi atas dua bagian yaitu otak kiri dan kanan. Neokortek adalah bagian otak yang menyimpan kecerdasan yang lebih tinggi seperti, penalaran, berpikir secara intelektual, pembuat keputusan, bahasa, perilaku yang baik, kendali motorik sadar dan penciptaan gagasan. Neokorteks merupakan bagian dari otak mansuia yang memiliki manfaat luar biasa dalam kehiduan manusia. Neokorteks yang banyak menyimpan berbagai macam kecerdasan tidak sepenuhnya digunakan manusia. Dan di dalam neokorteks tempat informasi yang diterima oleh panca indra manusia, misalnya ketika mata melihat sebuah sesuatu hal yang aneh neokorteks akan bekerja untuk menganalisisnya.
2. Meningkatkan Kecerdasan Mutiple intelegensi
Mutiple intelegensi (MI) Dalam Frames of Mind Mendifinisikan enam jenis intelegensi atau kerangka pikiran yang masing-masing berbeda,dapat di telusuri hingga bagian terpisah dari otak manusia.Sebelumnya di kenal dengan bakat,kecakapan,kapasitas, kemampuan, atau kekuatan manusia,tetapi tidak di sebut intelegensi (kecerdasan).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) merupakan strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta – fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. SPPKB menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat SPPKB yang tidak mengharapkan siswa sebagai obyek belajar yang hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, kemudian mencatat yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran dan mencatat untuk dihafalkan. SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang mana tujuan akhir dari pembelajarannya adalah siswa terlatih mengungkapkan ide-ide untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. Tidak hanya memecahkan permasalahan, siswa juga terlatih dalam berpikir kritis dan kreatif.
B. Saran
Dalam pemilihan strategi ini guru seharunya memperhatikan keadaan siswa baik dalam bentuk kecerdasannya maupun lingkungan sekitar. Guru sebaiknya menguasai strategi ini sebelum menerapkannya, karena stragi yang baik tidak akan berjalan dengan baik jika tidak dibekali dengan kemampuan yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA
Amri ,R. F., dan Triani Ratnawuri.2016. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)Terhadap Hasil Belajar Kewirausahaan Siswa Kelas XI Semester GENAP SMK MUHAMMADIYAH 2 METRO. Metro : Jurnal Promosi, Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metr. Vol.4. No.1 (2016) 46-54
Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran Indonesia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Pusat Perbukuan. Rineka Cipta
Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan karakter konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Sabtu, 03 Februari 2018
PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Nawal
Februari 03, 2018
0 Comments
MAKALAH KELOMPOK
PERAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu:
Sutrisni Andayani, M.Pd
Yeni Rahmawati ES, M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 8
Nadhea Zaintika (16310013)
Nikmatul Nurjannah (16310014)
Muhammad Galih Prawito (16310041)
Yeni Yunitasari (16310025)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Peran Guru dalam Proses Pembelajaran.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.Akhir kata, kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Kemampuan Penalaran Matematika ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Metro, 08 Desember 2017
Kelompok 8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULi
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISIiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
D. Manfaat Penulisan Makalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III PEMBAHASAN
A. Peran Guru dalam Peoses Pembelajaran
B. Ketrampilan dasar Mengajar Guru
C. Kopetensi Profesional Guru
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia adalah pendidikan. sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini, terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Pada umumnya sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimana kehidupan manusia itu harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai kewajaran dan keadaban (civility). Semua orang pasti mempunyai harapan dan cita-cita bagaimana sebuah kehidupan yang baik. Karena itu pendidikan pada gilirannya berperan mempersiapkan setiap orang untuk berperilaku penuh keadaban(civility). Keadaban inilah yang secara praktis sangat dibutuhkan dalam setiapgerak dan perilaku.
Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I Pasal 1 ayat 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sera keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selama ini pendidikan di Indonesia masih menggunakan metode tradisional dan dikotomis (terjadi pemisahan) antara pendidikan yang berorientasi iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek). Pendidikan seperti ini tidak memadai lagi untuk merespon perkembangan masyarakat yang sangat dinamis. Metode pendidikan yang harus diterapkan sekarang adalah dengan mengembangkan pendidikan yang integralistik yang memadukan antara iman dan takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek).
Semakin melemahnya bangsa ini pasca krisis moneter yang kita alami telah membuat Indonesia berada di urutan bawah dalam hal kualitas pendidikannya. Minimnya sarana dan prasarana pendukung menyebabkan pengajaran tidak dapat dilakukan dengan optimal
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja peran guru didalam proses pembelajaran ?
2. Apa ketrampilan dasar mengajar guru? Jelaskan !
3. Sebutkan dan jelaskan kopetensi professional guru?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan ini antara lain :
1. Untuk melengkapi tugas mata kuliah desain pengembangan kurikulum.
2. Mahasiswa mengetahui apa saja peran guru dalam proses pembelajaran.
3. Mahasiswa mampu memahami apa saja ketrampilan yang harus dimiliki seorang guru
4. Mahasiswa dapat mengetahui kompetensi professional seorang gru.
D. Manfaat Penulisan Masalah
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah agar lebih memahami peranan pendidikan melalui proses belajar mengajar oleh pendidik agar pemahaman akan fungsi tugas dan perannya bisa meningkatkan kemampuan mendidik atau mengajar terhadap anak didiknya serta mampu mengembangkan potensi diri peserta didik, mengembangkan kreativitas dan mendorong adanya penemuan keilmuan dan teknologi yang inovatif, sehingga para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mengajar adalah membimbing siswa bagaimana harus belajar. Mengajar lebih diorientasikan untuk member keiatan secara optimal kepada siswa. Mengajar berarti menciptakan kondisi yang terdapat di lingkungan siswa sehingga dapat menumbuhkan niat siswa melakukan kegiatan belajar. Hakikat mengajar diartikan sebagai proses, yakni proses yang dilakukan oleh guru dalam menumbuhkan kegiatan belajar siswa. (ratno harsanto:2007:87)
Stella van Petten Henderson berpendapat bahwa Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.
Kohnstamm dan Gunning (1995:135) : Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.
John Dewey (1978) : Aducation is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan, pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik dirinya).Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya.
Menurut Oemar Hamalik (239: 2006) pembelajaran adalah “suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peran Guru dalam Proses Pembelajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran yang cukup penting untuk membuat ilmu-ilmu yang diajarkan dapat diterima oleh siswa-siswa yang ada. Tak hanya berperan untuk mengajarkan ilmu-ilmu saja, banyak sekali peran guru dalam proses pembelajaran. Nah kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai peran guru di dalam proses kegaiatan belajar mengajar.
1. Guru Sebagai Pendidik
Guru merupakan pendidik, tokoh, panutan serta identifikasi bagi para murid yang di didiknya serta lingkungannya. Oleh sebab itu, tentunya menjadi seorang guru harus memiliki standar serta kualitas tertentu yang harus dipenuhi. Sebagai seorang guru, wajib untuk memiliki rasa tanggung jawab, mandiri, wibawa, serta kedisiplinan yang dapat dijadikan contoh bagi peserta didik.
2. Guru Sebagai Pengajar
Kegiatan belajar mengajar akan dipengaruhi oleh beragam faktor di dalamnya, mulai dari kematangan , motivasi, hubungan antara murid dan guru, tingkat kebebasan, kemampuan verbal, ketrampilan guru di dalam berkomunikasi, serta rasa aman. Jika faktor faktor tersebut dapat terpenuhi, maka kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Guru harus dapat membuat sesuatu hal menjadi jelas bagi murid, bahkan terampil untuk memecahkan beragam masalah.
3. Guru Sebagai Sumber Belajar
Peran guru sebagai sebuah sumber belajar akan sangat berkaitan dengan kemampuan guru untuk menguasai materi pelajaran yang ada. Sehingga saat siswa bertanya sesuatu hal, guru dapat dengan sigap dan tanggap menjawab pertanyaan murid dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti.
4. Guru Sebagai Fasilitator
Peran seorang guru sebagai fasilitator adalah dalam memberikan pelayanan agar murid dapat dengan mudah menerima dan memahami materi-materi pelajaran. Sehingga nantinya proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan efisien.
5. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat dikatakan sebagai pembimbing perjalanan, yang mana berdasar pengetahuan serta pengalamannya dan memiliki rasa tanggung jawab dalam kelancaran perjalanan tersebut. Perjalanan ini tidak hanya sola fisik namun juga perjalanan mental, kreatifitas, moral, emosional dan spritual yang lebih kompleks dan dalam.
6. Guru Sebagai Demonstrator
Guru memiliki peran sebagai demonstator adalah memiliki peran yang mana dapat menunjukkan sikap-sikap yang bisa menginspirasi murid untuk melakukan hal-hal yang sama bahkan dapat lebih baik.
7. Guru Sebagai Pengelola
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru memiliki peran dalam memegang kendali atas iklim yang ada di dalam suasana proses pembelajaran. Dapat diibaratkan jika guru menjadi nahkoda yang memegang kemudi dan membawa kapal dalam perjalanan yang nyaman dan aman. Seorang guru haruslah dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif dan nyaman.
8. Guru Sebagai Penasehat
Guru berperan menjadi penasehat bagi murid-muridnya juga bagi para orang tua, meskipun guru tidak memiliki pelatihan khusus untuk menjadi penasehat. Murid-murid akan senantiasa akan berhadapan dengan kebutuhan dalam membuat sebuah keputusan dan dalam prosesnya tersebut membutuhkan bantuan guru. Agar guru dapat memahami dengan baik perannya sebagai penasehat serta orang kepercayaan yang lebih dalam maka sudah seharunya guru mendalami mengenai psikologi kepribadian.
9. Guru Sebagai Inovator
Guru menerjemahkan pengalaman yang didapatkannya di masa lalu ke dalam kehidupan yang lebih bermakna untuk murid-murid didikannya. Karena usia guru dan murid yang mungkin terlampau jauh, maka tentu saja guru lebih memiliki banyak pengalaman dibandingkan murid. Tugas guru adalah untuk menerjemahkan pengalaman serta kebijakan yang berharga ke dalam bahasa yang lebih modern yang mana dapat diterima oleh murid-murid.
10. Guru Sebagai Motivator
Proses kegiatan belajar mengajar akan berhasil jika murid-murid di dalam nya memiliki motivasi yang tinggi. Guru memiliki peran yang penting untuk menumbuhkan motivias serta semangat di dalam diri siswa dalam belajar.
11. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan serta pembelajaran tentunya membutuhkan latihan ketrampilan, entah itu dalam intelektual ataupun motorik. Dalam hal ini guru akan bertindak sebagai pelatih untuk mengembangkan ketrampilan tersebut. Hal ini lebih ditekankan dalam kurikulum 2004 yang mana memiliki basis kompetensi. Tanpa adanya latihan maka tentunya seorang guru tidak akan mampu dalam menunjukkan penguasaan kompetensi dasar serta tidak mahir dalam ketrampilan ketrampilan yang sesuai dengan materi standar.
12. Guru Sebagai Elevator
Setelah proses pembelajaran berlangsung, tentunya seorang guru harus melakukan evaluasi pada hasil yang telah dilakukan selama kegiatan pembelajaran tersebut. Evaluasi ini tidak hanya untuk mengevaluasi keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun juga menjadi evaluasi bagi keberhasilan guru di dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
B. Ketrampilan Dasar Mengajar Guru
Menjadi seorang guru paling tidak harus memiliki keterampilan dalam mengajar, guna tercapainya tujuan pembelajaran. Keterampilan mengajar yang dimaksud yaitu :
1. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya yaitu ketrampilan guru dalam membuat pertanyaan tentang materi tersebut biasanya ditanyakan sebelum pembelajaran berlangsung untuk mengetahui pengetahuan apa yang sudah dimiliki siswa berkaitan dengan materi tersebut.“Bertanya” adalah bahasa verbal untuk meminta respon siswa baik berupa pengetahuan, pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi siswa yang terdestruc oleh berbagai kondisi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dalam proses belajar mengajar, “Bertanya” memainkan peranan penting sebab “Bertanya” dapat menjadi stimulus yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir siswa. Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu menunjukkan sikap yang baik ketika mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa. Hendaklah guru menghindari kebiasaan seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda. Kegiatan bertanya dalam KBM ini akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan.
Tujuannya antara lain :
a. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi pembelajaran
b. Memusatkan perhatian peserta didik terhadap fokus permasalahan yang sedang dibahas.
c. Meningkatkan aktivitas belajar peserta didik
Komponen-komponennya antara lain :
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan perhatian
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berpikir
g. Pemberian tuntunan
Hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
a. Kehangatan dan keantusiasan
b. Menghindari menjawab serempak
2. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik (feed back) bagi si penerima (siswa), atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Teknik pemberian penguatan dalam KBM yang bersifat verbal dapat dinyatakan melalui pujian, penghargaan atau pun persetujuan, sedangkan penguatan non verbal dapat dinyatakan melalui gesture, mimic muka (ekspresi), penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, dll. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa adalah untuk meningkatkan perhatian (fokus) siswa dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri, dll.
Konsepnya antara lain :
a. Penguatan verbal
b. Penguatan gestural (mimik/gerak badan)
c. Penguatan dengan cara mendekatan
d. Penguatan dengan sentuhan
e. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
f. Penguatan berupa tanda/benda
g. Penguatan tak penuh
3. Keterampilan mengadakan variasi
“Variasi” dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan dalam proses interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Tujuan utama dari “variasi” dalam kegiatan pembelajaran ini adalah untuk mengurangi rasa boring yang membuat siswa tidak lagi fokus pada prose KBM yang sedang berlangsung. Untuk itu guru perlu melakukan berbagai “variasi” sehingga perhatian siswa tetap terpusat pada pelajaran.
Komponen-komponennya antara lain :
a. Variasi dalam guru mengajar
1) variasi suara
2) Pemusatan perhatian
3) Mengadakan kontak pandang
4) Penggunaan Gerakan badan dan mimik
5) Perubahan posisi
b. Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran
1) Visual
2) Audio
3) Taktik / manulatip
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
1) Klasifikal
2) Kelompok
3) Perorangan
4) Diskusi, latihan, demonstrasi
4. Keterampilan menjelaskan
“Menjelaskan” adalah menyajikan informasi secara lisan, dengan sistematika yang runut untuk menunjukkan adanya korelasi/hubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada 2 komponen dalam ketrampilan menjelaskan, yaitu : Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian, merupakan suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan/feedback. Kegiatan “menjelaskan” dalam proses KBM bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, prosedur, dll, secara obyektif; membimbing siswa memahami pertanyaan; meningkatkan keterlibatan siswa; memberi kesempatan pada siswa untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh feedback tentang pemahaman siswa. Apabila seorang guru menguasai “keterampilan menjelaskan” maka guru akan lebih mudah mengelola waktu dalam menyajikan materi, sehingga menjadi lebih efektif memanage waktu. Selain itu penjelasan yang runut dan sistematis akan memudahkan siswa dalam memahami materi, yang pada gilirannya akan memperluas cakrawala pengetahuan siswa, bahkan mungkin penjelasan guru yang sistematis dan mendalam akan dapat membantu mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar (mengingat guru adalah salah satu sumber belajar bagi siswa).
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
a. Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam proses KBM untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari, dan usaha tersebut diharapkan akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar. Komponen ketrampilan membuka pelajaran meliputi: menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan melalui berbagai usaha, dan membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang akan dipelajari. Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. secara singkatnya komponen kemampuan membuka adalah :
1) Menarik perhatian
2) Menimbulkan memotivasi
3) Memberi acuan untuk pembelajaran
4) Membuat kaitan dengan kehidupan sehari-hari
b. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri proses KBM. Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan closing yang baik dan tidak tergesa-gesa. Jangan lupa sertakan pula doa. “Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar. Memberikan tugas. Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas”. secara singkatnya kemampuan menutup pelajaran komponenya adalah:
1) Meninjau kembali pelajaran yang disampaikan
2) Mengevaluasi penguasaan materi
3) Memberikan tindak lanjut dari pembelajaran
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses KBM. Dalam diskusi kelompok, siswa dalam tiap kelompok kecil dapat bertukar informasi dan pengalaman, melakukan pengambilan keputusan bersama, serta belajar melakukan pemecahan masalah (problem solving). Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
7. Keterampilan mengelola kelas
Suasana belajar mengajar yang baik sangat menunjang efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Seorang guru harus mampu menjadi manager yang baik dalam sebuah proses KBM. Hal ini berarti bahwa guru harus terampil menciptakan suasana belajar yang kondusif serta mampu menjaga dan mengembalikan kondisi belajar yang optimal, meminimalisir gangguan yang mungkin terjadi selama proses KBM, sehingga siswa dapat fokus pada KBM yang berlangsung. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu memperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Jumlah siswa dalam bemtuk pengajaran seperti ini berkisar 3 sampai 8 orang untuk setiap kelompok kecil, dan 1 orang untuk perseorangan. Terbatasnya jumlah siswa dalam pengajaran bentuk ini memungkinkan guru memberikan perhatian secara optimal terhadap setiap siswa. Hubungan antara guru dan siswa pun menjadi lebih akrab, demikian pula hubungan antar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa format mengajar seperti ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, topik (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Dari delapan keterampilan dasar yang telah diuraikan di atas, yang paling penting bagi seorang guru adalah bagaimana guru menerapkan keterampilan tersebut sehingga proses pembelajaran dapat berjalan baik. Adalah sebuah kebanggaan dan kepuasan batin tersendiri bagi seorang guru, bila siswa didiknya mampu memahami berbagai konsep yang disampaikan untuk kemudian mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian perlu diingat oleh para guru, bahwa karena proses pembelajaran yang dilakukan tidak semata-mata merupakan kegiatan transfer of knowledge namun juga transfer of moral value, maka setiap guru wajib kiranya menyisipkan pesan moral dalam setiap event tatap muka dengan siswa didiknya selama proses KBM.
C. Kompetensi Profesional Guru
Kemampuan guru dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar merupakan salah satu persyaratan utama seorang guru dalam mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang dilaksanakan. Guru akan dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik dan dapat bertindak sebagai tenaga pengajar yang efektif jika telah memenuhi kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Seperti yang tertera dalam UDD tentang Standar Pendidikan Nasional tahun 2007 pasal 8 ayat 3, bahwa guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :
1. Kompetensi pedagogik;
2. Kompetensi kepribadian;
3. Kompetensi profesional; dan
4. Kompetensi sosial.
Keempat kompetensi guru tersebut mutlak diperlukan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang tenaga pendidik, pengajar, dan pembimbing. Sebab apabila guru memiliki kompetensi, maka ia akan mampu menjadikan siswa-siswa cerdas, mandiri, dan berkualitas baik bagi pembangunan bangsa maupun pembangunan individu-individu siswa tersebut. Guru merupakan tulang punggung dalam kegiatan pendidikan terutama yang berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Tanpa adanya peran guru maka proses belajar mengajar akan terganggu bahkan gagal. Oleh karena itu dalam manajemen pendididikan perananan guru dalam upaya keberhasilan pendidikan selalu ditingkatkan.
1. Kompetensi Pedagogik
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yakni Paedos yang artinya anak laki-laki, dan Agogos yang artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah. Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) dapat beri makna sebagai ilmu dan seni mengajar anak. Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa.
Rumusan kompetensi pedagogik di dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 28 ayat 3 bahwa kompetensi ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi; (1) pemahaman terhadap peserta didik, (2) perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar, (4) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Yang dimaksudkan dengan kompetensi pedagogik ialah kemampuan dalam pengolahan pembelajaran peserta didik yang meliputi; a) pemahaman wawasan atau landaskan kependidikan, b) pemahaman terhadap peserta didik, c) pengembangan kurikulum/silabus, d) perancangan pembelajaran, e) pemanfaatan teknologi pembelajaran, f) evaluasi proses dan hasil belajar, g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi Pribadi
Setiap guru mempunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru yang lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah satu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan satu gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan baik sering dikatakan bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila seseorang melakukan sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut pandangan masyarakat, maka dikatakan orang itu tidak mempunyai kepribadian baik atau tidak berakhlak mulia. Dengan kata lain, baik atau tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh kepribadian. Lebih lagi bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik.
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model, guru harus mempunyai kompetensi yang berhubungan dengan perkembangan kepribadian. Ryans mengklasifikasikan karakteristik guru kedalam empat, yaitu ; (1) kreatif, guru yang kreatif bersifat imajinatif, senang bereksperimen; (2) Dinasmis, guru yang dinamis bersifat energetic dan extrovert; (3) terorganisasi, guru bersifat sadar akan tujuan, pandai mencari pemecahan masalah; (4) kehangatan, guru yang memiliki kehangatan bersifat pandai bergaul, ramah, sabar.
1. Menurut Wina Sanjaya kompetensi Pribadi seorang guru meliputi :
a. Kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan yang dianutnya;
b. Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar ummat beragama;
c. Kemampuan untuk berprilaku sesuai dengan norma, aturan, dan system nilai yang berlaku dimasyarakat;
d. Mengembangkan sifat terpuji sebagai seorang guru, missal sopan santun;
e. Bersifat demokratis dan terbuka terhadap pembaharuan dan kritik.
3. Kompetensi Profesional
Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dengan kata lain pengertian guru profesional adalah orang yang punya kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru. Guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih serta punya pengalaman bidang keguruan. Seorang guru profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal antara lain; memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi kemampuan berkomunikasi dengan siswanya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus-menerus (continous improvement) melalui organisasi profesi, buku, seminar, dan semacamnya.
Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruuan. Kompetensi ini merupakan hal yang sangat penting, sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan.1[26] Sementara itu guru profesional mempunyai sikap dan sifat terpuji adalah; (1) bersikap adil; (2) percaya dan suka kepada siswanya; (3) sabar dan rela berkorban; (4) memiliki wibawa di hadapan peserta didik; (5) penggembira; (6) bersikap baik terhadap guru-guru lainnya; (7) bersikap baik terhadap masyarakat; (8) benar-benar menguasai mata pelajarannya; (9) suka dengan mata pelajaran yang diberikannya; dan (10) berpengetahuan luas.
4. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan
Yang dimaksud dengan kompetensi sosial di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, pada pasal 28, ayat 3, ialah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul seacara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Menurut Achmad Sanusi (1991) yang dikutip oleh Sunardi Nur dan Sri Wahyuningsih mengungkapkan “kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru”.
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas kemanusiaan manusia. Ada beberapa kompetensi Sosial, antara lain :
a. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.
b. Bersikap simpatik.
c. Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah.
d. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan.
e. Memahami dunia sekitarnya (lingkungan).
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja di lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Peran yang dibawa guru dalam masyarakat berbeda dengan profesi lain. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan masyarakat terhadap guru pun berbeda dan ada kekhususan terutama adanya tuntutan untuk menjadi pelopor pembangunan di daerah tempat guru tinggal. Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki guru antara lain; terampil berkomunikasi, bersikap simpatik, dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah, pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan, dan memahami dunia sekitarnya (lingkungan).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian materi di atas dapat disimpulkan bahwa perran guru dalam proses pemelajaran adalah, Guru Sebagai Pendidik, Guru Sebagai Pengajar, Guru Sebagai Sumber Belajar, Guru Sebagai Fasilitator, Guru Sebagai Pembimbing, Guru Sebagai Demonstrator, Guru Sebagai Pengelola, Guru Sebagai Penasehat, Guru Sebagai Inovator, Guru Sebagai Motivator, Guru Sebagai Pelatih,Guru Sebagai Elevator. Dan kopetensi professional guru adalah kopetensi pandagodik, kompetensi pribadi, kompetensi professional, kopetensi sosial
B. Saran
Untuk tercapainya tujuan pokok pendidikan hendaklah peran pendidik tidak hanya berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja, melainkan juga berorientasi pada bagaimana seorang anak didik bisa belajar dari lingkungan dari pengalaman dan kehebatan orang lain, dari kekayaan luasnya hamparan alam, sehingga dengan pementapan adanya tugas dan peran guru dalam dunia pendidikan khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar diharapkan guru dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik dan diharapkan terjalinnya hubungan yang harmonis dengan para peserta didiknya sehingga harapan tercapainya tujuan pendidikan bisa dengan mudah terwujudkan.
DAFTAR PUSTKA
Budiman. 2012. Etika Profesi Guru. Yogyakarta : Mentari
Haidir, Salim. 2012. Strategi Pembelajaran. Medan : Perdana Publishing
Harsanto, Ratno. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Jogjakarta: Kanisius
Syamsu, Yusuf. 2012. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : Rajawali Press.
Udin S Winantaputra,dkk. 2003. Strategi Belajar Mengaja.Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Wina Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Desain Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran “IMLEMENTASI SISTEM PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM”
Nawal
Februari 03, 2018
0 Comments
MAKALAH KELOMPOK
“IMLEMENTASI SISTEM PEMBELAJARAN
DALAM KURIKULUM”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Desain Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Sutrisni Andayani, M. Pd
Yeni Rahmawati ES., M. Pd.
Disusun oleh :
Erina Noviarni (16310016)
Mei Luwane Yosri (16310020)
Muhammad Irhas S (16310044)
Nawal Sartika Sari (16310050)
Puput Meida (16310036)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tidak lupa puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Desain Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya. Amin allahuma amin.
Metro, November 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan Makalah 2
D. Manfaat Penulisan Makalah 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
A. Pengertian Sistem Pembelajaran 3
B. Pengertian Kurikulum 3
C. Pengertian Implementasi 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Implementasi Sistem Pembelajaran dalam KTSP 5
B. Implementasi Sistem Pembelajaran dalam K-13 6
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai pihak terhadap perubahan yang terjadi dalam berbagai komponen sistem pendidikan. Agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesimpangsiuran dalam menafsirkan kewenangan yang diberikan, dituntut pemahaman semua pihak terhadap berbagai kebijakan baik itu secara makro maupun mikro.
Setiap perubahan kurikulum diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak. Hal ini dikarenakan dalam implementasinya kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran, yang akan menentukan proses dan hasil belajar peserta didik.
Sehubungan dengan itu, diperlukan strategi implementasi kurikulum di sekolah yang efektif dan efisien, terutama dalam mengoptimalkan kualitas pembelajaran. Karena bagaimanapun baiknya sebuah kurikulum efektivitasnya sangat ditentukan dalam implementasinya di sekolah, khususnya di kelas. Dalam hal ini, setiap perubahan kurikulum harus disikapi secara positif dengan mengkaji dan memahami implementasinya di sekolah, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya, termasuk memahami kekuatan dan kelemahannya dalam kurikulum tersebut. Jika tidak, maka kita hanya akan bermain-main saja dengan perubahan kurikulum.
Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum disekolah sangat bergantung pada guru dan kepala sekolah, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan serta menggerakan berbagai komponen dan dimensi sekolah yang lain. Secara jujur harus diakui bahwa sukses tidaknya implementasi kurikulum sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru yang akan menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tersebut dalam pembelajaran. Kemampuan guru tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap implementasi kurikulum, serta tugas yang dibebankan kepadanya, karena tidak jarang kegagalan implementasi kurikulum di sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman guru terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Sistem Pembelajaran dan Kurikulum?
2. Apakah pengertian sistem pembelajaran KTSP dan K13 ?
3. Bagaimana Implementasi Sistem pembelajaran KTSP dan K13?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Memahami pengertian Sistem Pembelajaran dan Kurikulm.
2. Memahami Sistem Pembeajaran KTSP dan Kurikulum 2013.
3. Mengetahui cara Pengimplementasian Sistem Pembelaaran KTSP dan Kurikulum 2013.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Penulis dan pembaca dapat mengetahui Pengimplementasian Sistem Pembelajaran dalam Kurikulum, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran adalah kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Unsur manusiawi dalam sistem pembelajaran adalah siswa, guru, pustakawan, laboran, tenaga administrasi serta orang-orang yang mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran.(Kasim, 2014).
B. Kurikulum
Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Berdasarkan asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa latin ‘curere’ yang berarti ‘laluan’ atau ‘jejak’. Secara lebih luas maksudnya adalah ‘jurusan’ seperti dalam rangkai kata jurusan peperangan. Sedangkan perkataan ‘kurikulum’ dalam bahasa Inggris mengandung arti ‘jelmaan’ atau metamorfosis.
Marsudi (2014), kurikulum adalah suatu pedoman yang terencana dan terorganisisr dimana di dalamnya tercakup tujuan pembelajaran, pembelajaran, sarana dan prasarana, alat/bahan, serta evaluasi untuk menciptakan suatu pengalaman belajar pada pembelajar di bawah tanggung jawab sekolah atau lembaga penyelenggara pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
S. Nasution (dalam Bahri: 2011), kurikulum merupakan suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pembelajaran.
Hamalik (dalam Bahri: 2011), kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan, mata pelajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah disusun sistematis dan logis.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang kurikulum yang telah disampaikan oleh beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah serangkaian perencanaan yang disusun secara sistematis dan disesuaikan pada kebutuhan serta tuntutan zaman dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
C. Implemtasi
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau iriovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai, dan sikap". (Muhammad Joko Susilo, 2007: 174).
BAB III PEMBAHASAN
A. Implementasi Sistem Pembelajaran Dalam Kurikulum KTSP
Menurut Muhammad Joko Susilo (2007: 129) secara garis besar implementasi Sistem Pembelajaran dalam KTSP mencakup tiga kegiatan pokok, meliputi:
1. Pengembangan Program
Pengembangan KTSP mencakup pengembangan program tahunan (program umum setiap mata pelajaran), program semester (berisi hal-hal yang akan disampaikan dalam semester tersebut), program modul/pokok bahasan (lembar kerja, kunci, soal, dan jawaban), program mingguan dan harian (untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan peserta didik), program pengayaan dan remidial, serta program bimbingan dan konseling.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test, pembentukan kompetensi, post test.
3. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas test kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi. benchmarking, dan penilaian.
Implementasi sistem pembelajaran dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, pembelajaran bukan semata-mata tanggung jawab guru akan tetapi merupakan tanggung jawab bersama antara guru, kepala sekolah, bahkan komite sekolah dan masyarakat sehingga pembina terhadap komponen-komponen tersebut merupakan tuntunan yang harus dipenuhi dalam mengefektifkan implementasi KTSP. Dalam hal ini implementasi sistem pembelajaran dalam KTSP, menuntut guru untuk memperhatikan 3 komponen utama yaitu Standar Nasional Pendidikan, silabus yang dikembangkan harus merumuskan secara jelas progam pembelajaran, proses pembelajaran, hasil pembelajaran serta mekanisme dan kriteria penelitian, RPP perlu dikembangkan secara matang untuk menentukan bahwa kegiatan pembelajaran sudah siap dilaksanakan. Untuk menyukseskan implementasi sistem pembelajaran dalam KTSP, guru di tuntut berjiwa mulia, berhati suci dan rela mengorbankan kehidupanya hanya untuk kebaikan dan pendidikan semata.
B. Implementasi Sistem Pembelajaran Dalm Kurikulum 2013
Salah satu pembeda kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP ialah scientific approach. Namun, masih banyak guru yang merasa kesulitan menerapkan pendekatan tersebut dalam mengajar. Kurikulum 2013 memang merupakan instrumen peningkatan mutu pendidikan. Namun, kurikulum bukan satu-satunya alat untuk meningkatkan mutu dari pendidikan tersebut. Peran kepala sekolah dan guru menjadi pendukung utama, agar kurikulum 2013 dapat secara signifikan meningkatkan mutu pendidikan indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap berdasarkan outputnya. Karena selalu berubah-ubah, tidak tetap.
Kurikulum 2013 sesuai dengan kurikulum KTSP mata pelajaran harus ditentukan terlebih dahulu untuk menetapkan standar kompetensi lulusan, tetapi pada kurikulum 2013 pola pikir tersebut dibalik. Kedua, kurikulum 2013 memiliki pendekatan yanh lebih utuh dengan berbasis pada kreatifitas peserta didik. Dalam kurikulum 2013 ditekankan pada penguatan karakter. Ketiga, pada kurikulum baru didesain berkesinambungan antara kompetensi yang ada di SD, SMP, SMA.
Dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1) Merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna.
Implementasi sistem pembelajran dalam kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologi, dan didaktis secara bersamaan.
2) Mengorganisasikan pembelajaran.
Implementasi sistem pembelajaran dalam kurikulum 2013 menuntut guru untuk mrngorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
3) Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran.
Implementasi sistem pembelajaran kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
4) Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter.
Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi sistem pembelajaran kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optimal. Dalam hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pada umumnya kegiatan
pembelajaran mencangkup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup.
Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum. Membudayakan kurikulum dapat diartikan bahwa implementasi tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan lain.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kurikulum 2013 diciptakan sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya. Dalam implementasi kurikulum 2013 ini tentunya guru dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari pendidik ini sangat diperlukan agar dapat melaksanakan kurikulum 2013 sesuai dengan amanat kurikulum. Bukankah untuk menciptakan generasi berpengetahuan tinggi, berketerampilan, dan berkarakter bagus diperlukan guru yang pengetahuan, keterampilan, dan karakternya dapat diandalkan. Rasanya akan menjadi mustahil jika guru yang berpengetahuan terbatas, tidak memiliki keterampilan mengajar yang baik, dan berkarakter negatif akan dapat menciptakan generasi yang baik. Untuk ini, implementasi kurikulum 2013 ini menuntut guru untuk mengubah paradigma negatif tentang kurikulum sehingga dengan terbuka melaksanakan kurikulum 2013 ini sesuai dengan yang seharusnya.
B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi para pembacanya seabgai kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan makalah-makalah selanjutnya dan bermanfaat bagi para pembaca dan terkhusus buat kami. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
E, Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Bahri, Syamsul. 2011. Pengembangan Kurikulum Dasar dan Tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura. xi(1): 15-34.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Joko Susilo, Muhammad. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kasim, Musliar. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Marsudi. 2014. Hakekat Kurikulum dan Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Seni dan Budaya Yogyakarta.
Nasution, S. 2006. Kurikulum dan Pengejaran. Jakarta : Bumi Aksara.